SEJARAH KERANG HIJAU DI DAERAH KECAMATAN SURANENGGALA DAN INFO TENTANG KERANG HIJAU (EJOAN)
SEJARAH KERANG
HIJAU DI DAERAH KECAMATAN SURANENGGALA
Kerang hijau
adalah penghasilan dari masyarakat cirebon yang dekat dengan pinggir laut,
khusus nya daerah bondet dan karangkreja dan suranenggala kulon serta
suranenggala kidul, umum nya nelayan itu penghasilan nya dari ikan dan sejenis
nya, tetapi sekarang ada yang membudidayakan kerang hijau(ejoan).
Kerang hijau
sendiri di temukan oleh “bapo jo” dari daerah suranenggala kulon awal nya dia
tidak sengaja menemukan kerang hijau dari bambu yang tertancap di laut, lalu
masyarakat pada ikut – ikutan untuk membudidayakan nya, awal nya pembudidayaan
ini dilakukan dengan bambu di tancap – tancapkan di dasar laut ujar
(narasumber) tetapi sekarang banyak menggunakan nya dengan karet dan tambang.
Masyarakat sampai
sekarang menggunakan tambang dan karet dan dibuat nya tambang dan karet
tersebut menjadi persegi panjang , tambang berbentuk persegi panjang ini di
sebut dengan NET (jaring).
CARA MEMBUAT NET(jaring)
Pertama tancapkan
kayu di tanah membentuk persegi panjang ujung – ujung nya, lalu kelilingkan
tambang nya dan untuk tengah NET nya di ikat dengan karet berbentuk tali
sebenarnya tambang juga jadi, kebanyakan masyarakat membuat bahan pembudidayaan
ini sampe puluhan bahkan ratusan NET.
CARA MENANAM NET DI DASAR LAUT
Pertama kita
tancapkan batang bambu sebanyak yang kita perlukan untuk membuat pembudidayaan
kerang hijau, butuh banyak batang bambu untuk menancapkan dan untuk menyangga
nya, untuk membuat atau menyatuhkan bambu satu dengan bambu lain nya, kita
memakai tambang kecil untuk mengikat nya, dan cara unik mengikat nya ini di
lilit tapi ada sebatang kayu dari bambu kecil, bambu kecil ini masyarakat
menyebut nya dengan CAKIL.
WAKTU MEMANEN
KERANG HIJAU
Biasa nya sekitar
dua bulan sekali masyarakat memanen pembudidayaan kerang hijau ini, dan di jual
nya sama pengepul atau yang membeli nya di dekat pinggiran sungai tersebut,
harga satu karung kerang hijau biasa nya RP. 110.000 dan di saat musim hujan
kerang hijau sangat tumbuh cepat di karenakan air hujan yang sangat baik bagi
pertumbuhan kerang hijau di dasar laut mempunyai hawa dingin(adem).
TEMPAT PENYEBARAN KERANG HIJAU
Kerang hijau memiliki sebaran yang luas yaitu mulai dari
laut india bagian barat hingga pasifik barat, dari teluk persia hingga filipina, bagian utara dan timur laut china, hingga taiwan. Kerang ini jg tersebar luas di
perairan indonesia dan ditemukan melimpah pada
perairan pesisir, daerah mangrove dan muara sungai. Di Indonesia jenis ini ditemukan
melimpah pada bulan maret hingga juli pada areal pasang surut dan subtidal, hidup bergerombol dan menempel kuat
dengan menggunakan benang byssusnya pada benda-benda keras seperti kayu, bambu, batu ataupun substrat yang keras.
Ciri-ciri kerang hijau
Kerang Hijau
Kerang hijau memiliki anatomi dengan
Panjang tubuh antara 6,5 – 8,5 cm dan diameter sekitar 1,5 cm.
Ciri khas kerang hijau terletak pada
warna cangkangnya yang menimbulkan gradasi warna gelap ke gradasi warna cerah
kehijauan, Kerang ini tidak memiliki kepala (termasuk otak), organ yang
terdapat dalam kerang adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Jika dibuat sayatan memanjang dan melintang, tubuh kerang
akan tampak bagian-bagiannya. Paling
luar adalah cangkang yang berjumlah sepasang, fungsinya untuk melindungi
seluruh tubuh kerang. Mantel, jaringan khusus, tipis dan
kuat sebagai pembungkus seluruh tubuh yang lunak. Pada bagian belakang
mantel terdapat dua lubang yang disebut sifon. Sifon atas berfungsi untuk keluarnya air, sedangkan sifon
bawah sebagai tempat masuknya air. ingsang, berlapis-lapis dan berjumlah dua
pasang. Dalam insang ini
banyak mengandung pembuluh darah. kaki pipih, bila akan berjalan kaki dijulurkan ke anterior. Di dalam rongga tubuhnya terdapat berbagai alat dalam
seperti saluran pencernaan yang menembus jantung, alat peredaran, dan alat ekskresi
(ginjal)
Kandungan Gizi kerang hijau
Cara membudidayakan kerang hijau
Cara budidaya kerang hijau ada empat, yaitu tancap, rakit tancap, rakit apung dan rawai. Metode rakit tancap adalah metode yang biasa dilakukan oleh masyarakat. Cara ini merupakan gabungan dari dua cara ternak, yaitu tancap dan rakit apung. Caranya adalah dengan menancapkan bambu sampai dasar perairan. Pastikan lokasi rakit sudah dihitung berdasarkan tinggi rendahnya air apabila sedang pasang atau surut. Hal ini penting supaya rakit tidak mengalami kekeringan. Kemudian menempatkan tali kolektor di rakit tancap. Jarak yang direkomendasikan untuk masing-masing tali adalah satu meter. Dalam waktu sekitar 6 bulan, bisa didapat hasil sekitar 20-25 kg untuk masing-masing tali.
Pemijahan kerang hijau
Kerang hijau umumnya dioecious, yaitu induk jantan dan betina terpisah, dan pembuahan terjadi di luar rubuh. Kerang hijau dapat dipijahkan dengan cara menambahkan sperma ke dalam air di tempat pemeliharaan yang sudah matang gonad. Kerang hijau matang gonad pertama kali pada umur 60 hari dengan ukuran panjang antara 2,50-2,75 cm. Sedangkan kerang betina memijah pada umur 93 hari dengan panjang sekitar 2,90 cm. Untuk membedakan kerang jantan dan betina dapat dilakukan dengan melihat pada warna gonad. Gonad kerang betina, biasanya berwaran merah hingga orange, sedangkan gonad kerang jantan berwama krem (putih). Pemijahan juga dapat dilakukan dengan cara menganti air yang lama dengan air yang baru, dengan atau tanpa mengubah suhunya. Telur yang sudah dibuahi, umumnya berbentuk bulat dan berukuran sekitar 50 um, sedangkan yang tidak dibuahi berbentuk lonjong. Benih kerang hijau akan menempel pada kedalam 1,50-11,70 meter di bawah permukaan air pada saat pasang tertinggi. Pemijahan kerang hijau berlangsung sepanjang tahun. Di indonesia, puncak pemijahan kerang hijau terjadi pada bulan april hingga mei, agustus dan oktober dan november.
Budidaya
Kerang hijau merupakan salah satu biota laut yang mampu bertahan hidup dan berkembang biak pada tekanan ekologis yang tinggi tanpa mengalami gangguan yang berarti. Dengan sifat dan kemampuan adaptasi tersebut, maka kerang hijau telah banyak digunakan dalam usaha budidaya. Dengan hanya menggunakan/menancapkan bambu/kayu ke dalam perairan yang terdapat banyak bibit kerang hijau, maka kerang tersebut dengan mudah menepel dan berkembang tanpa harus memberi makan.
Habitat dan kebiasaan
Kerang hijau hidup pada perairan estuari, teluk dan daerah mangrove dengan substrat pasir lumpuran serta salinitas yang tidak terlalu tinggi. Umumnya hidup menempel dan bergerombol pada dasar substrat yang keras, yaitu batu karang, kayu, bambu atau lumpur keras dengan bantuan bysus. Kerang hijau tergolong dalam organisme/hewan sesil yang hidup bergantung pada ketersediaan zooplankton,fitoplankton dan material yang kaya akan kandungan organik. Dilihat dari cara makan, maka kerang hijau termasuk dalam kelompok suspension feeder, artinya untuk mendapatkan makanan, yaitu fitoplankton, detritus, diatom dan bahan organik lainnya yang tersuspensi dalam air adalah dengan cara menyaring air tersebut.
Perkembangbiakan dan pertumbuhan
Kerang berkembang biak secara kawin. Umumnya berumah dua dan pembuahannya internal telur. yang dibuahi sperma akan berkembang manjadi larva glosidium yang terlintang oleh dua buah katup. Ada beberapa jenis yang dari katupnya keluar larva panjang dan hidup sebagai parasit pada hewan lain, misalnya pada ikan. Setelah beberapa lama larva akan keluar dan hidup sebagaimana nenek moyangnya (kerang itu sendiri). Dalam reproduksinya, hewan ini memiliki alat kelamin yang terpisah atau diocious, bersifat ovivora yaitu memiliki telur dan sperma yang berjumlah banyak dan mikroskopik. Induk kerang hijau yang telah matang kelaminnya mengeluarkan sperma dan sel telur kedalam air sehingga bercampur dan kemudian terjadi pembuahan, telur yang telah dibuahi tersebut setelah 24 jam kemudian menetas dan tumbuh berkembang menjadi larva kemudian menjadi spat yang masih bersifat planktonik hingga berumur 15-20 hari, kemudian benih/spat tersebut menempel pada substrat dan akan menjadi kerang hijau dewasa (Induk) setelah 5 - 6 bulan kemudian.
Komentar
Posting Komentar